Masjid Raya Sumatera Barat atau
juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu
masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Masjid yang pembangunannya masih
dalam tahap pengerjaan ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat.
Pembangunan masjid ini dimulai
dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera
Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Pengerjaannya dilakukan dalam beberapa
tahap yang terkendala karena hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat.
Peletakan batu pertama sebagai
tanda dimulainya pembangunan masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh
Gubernur Gamawan Fauzi. Menurut rencana masjid ini akan memiliki tiga
lantai yang diperkirakan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar
15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan
tiga. Masjid ini dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi
dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni
sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang luas. Di
halaman tersebut akan dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat
evakuasi bila terjadi tsunami (shelter )
Pengerjaan pembangunan masjid ini
dilakukan oleh PT.Total Bangun Persada dalam beberapa tahap. Tiga tahap pertama
telah selesai dikerjakan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan
pemasangan struktur bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan ruang
salat dan tempat wudu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan
ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar
(fasad). Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya
sebesar Rp.103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp.15,288 miliar
(2010), dan Rp. 31 miliar (2011).
Sejak tahun 2012 pelaksanaan
pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem tahun jamak.Pada pertengahan
tahun 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat. Pada tahap
tersebut telah dikucurkan anggaran sebesar Rp. 25,5 miliar untuk menyelesaikan
pengerjaan shelter dan tempat parkir, yang ditargetkan selesai pada
akhir tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2013 dilanjutkan dengan
pembangunan lanskap dan pemasangan kubah. Pada tahun 2014 dibangun
empat menara masing-masing setinggi 100 meter.
Sementara itu, biaya pengerjaan
pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp. 500 miliar
lebih ini hingga saat ini seluruhnya diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat,
sedangkan bantuan dari pihak lain belum mengalir; Kerajaan Arab
Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp.500 miliar, namun karena terjadi
gempa bumi pada tahun 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk
keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.
Arsitektur masjid ini merupakan
hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera
Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007.
Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur
Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan
ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu,
arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar
Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku
di Kota Mekkahpada setiap sudutnya
ID Masjid | : | 01.1.03.13.04.000001 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
Luas Tanah | : | 40.000 m2 | ||||
Status Tanah | : | SHM | ||||
Luas Bangunan | : | 18.000 m2 | ||||
Tahun Berdiri | : | 2007 | ||||
Daya Tampung Jamaah | : | 20.000 | ||||
Fasilitas | : | Parkir, Sound System dan Multimedia, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana Ibadah | ||||
Kegiatan | : | Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu | ||||
|
Sumber: http://simas.kemenag.go.id/
Masjid Raya Sumatera Barat atau
juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu
masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Masjid yang pembangunannya masih
dalam tahap pengerjaan ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat.
Pembangunan masjid ini dimulai
dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera
Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Pengerjaannya dilakukan dalam beberapa
tahap yang terkendala karena hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat.
Peletakan batu pertama sebagai
tanda dimulainya pembangunan masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh
Gubernur Gamawan Fauzi. Menurut rencana masjid ini akan memiliki tiga
lantai yang diperkirakan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar
15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan
tiga. Masjid ini dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi
dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni
sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang luas. Di
halaman tersebut akan dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat
evakuasi bila terjadi tsunami (shelter )
Pengerjaan pembangunan masjid ini
dilakukan oleh PT.Total Bangun Persada dalam beberapa tahap. Tiga tahap pertama
telah selesai dikerjakan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan
pemasangan struktur bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan ruang
salat dan tempat wudu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan
ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar
(fasad). Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya
sebesar Rp.103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp.15,288 miliar
(2010), dan Rp. 31 miliar (2011).
Sejak tahun 2012 pelaksanaan
pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem tahun jamak.Pada pertengahan
tahun 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat. Pada tahap
tersebut telah dikucurkan anggaran sebesar Rp. 25,5 miliar untuk menyelesaikan
pengerjaan shelter dan tempat parkir, yang ditargetkan selesai pada
akhir tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2013 dilanjutkan dengan
pembangunan lanskap dan pemasangan kubah. Pada tahun 2014 dibangun
empat menara masing-masing setinggi 100 meter.
Sementara itu, biaya pengerjaan
pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp. 500 miliar
lebih ini hingga saat ini seluruhnya diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat,
sedangkan bantuan dari pihak lain belum mengalir; Kerajaan Arab
Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp.500 miliar, namun karena terjadi
gempa bumi pada tahun 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk
keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.
Arsitektur masjid ini merupakan
hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera
Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007.
Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur
Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan
ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu,
arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar
Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku
di Kota Mekkahpada setiap sudutnya
ID Masjid | : | 01.1.03.13.04.000001 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
Luas Tanah | : | 40.000 m2 | ||||
Status Tanah | : | SHM | ||||
Luas Bangunan | : | 18.000 m2 | ||||
Tahun Berdiri | : | 2007 | ||||
Daya Tampung Jamaah | : | 20.000 | ||||
Fasilitas | : | Parkir, Sound System dan Multimedia, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana Ibadah | ||||
Kegiatan | : | Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu | ||||
|
Sumber: http://simas.kemenag.go.id/
0 Response to "Masjid Raya Sumatera Barat"
Posting Komentar